Sering Diabaikan, 5 Tanda Red Flag Ini Pernah Terjadi Padamu? Berikut yang Harus Anda Lakukan!

Ilustrasi Red Flag dalam hubungan.

KALIMANTAN NEWS– Dalam hubungan, red flag atau tanda bahaya seringkali dikaitkan dengan hal-hal besar seperti kekerasan fisik atau perselingkuhan.

Dalam dinamika hubungan pria dan wanita, istilah red flag merujuk pada tanda-tanda peringatan awal yang menunjukkan adanya perilaku atau sikap tidak sehat dari pasangan.

Red flag bisa berupa sikap posesif, manipulatif, tidak menghargai batasan pribadi, atau bahkan kecenderungan kasar secara emosional maupun fisik.

Fenomena ini semakin banyak dibicarakan seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya hubungan yang sehat dan saling menghargai.

Mengenali red flag sejak awal menjadi langkah penting untuk mencegah hubungan yang toksik dan menjaga kesejahteraan emosional masing-masing individu.

Menurut psikologi modern dan ulasan dari Halodoc, ada banyak tanda bahaya yang lebih halus tapi berdampak besar pada kesehatan mental jika dibiarkan terlalu lama.

Berikut lima tanda yang dilansir dari Halodoc:

  1. Meremehkan Perasaan Pasangan

Menurut International Journal of Psychology, pasangan yang terbiasa mengabaikan atau mengecilkan perasaan pasangannya cenderung membentuk pola invalidasi emosional.

Ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, hingga depresi dalam hubungan.

  1. Komunikasi Pasif-Agresif

Sikap yang terlihat “diam tapi marah” atau menyindir tanpa menyampaikan secara langsung disebut sebagai bentuk komunikasi pasif-agresif.

Berdasarkan Jurnal Psikologi Klinis Universitas Indonesia, gaya komunikasi ini bisa membuat hubungan tidak sehat karena menimbulkan ketegangan berkepanjangan.

  1. Kontrol Terselubung

Halodoc menjelaskan bahwa pasangan yang tampak perhatian, tapi sebenarnya mengatur segala aspek hidupmu, mulai dari pakaian, pertemanan, hingga keputusan kecil adalah bentuk red flag yang sering disalahartikan sebagai tanda sayang.

  1. Tidak Konsisten dalam Komitmen Kecil

Studi dari Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa pasangan yang sering ingkar janji kecil, seperti telat terus-menerus atau lupa hal penting yang kamu sampaikan, berpotensi melemahkan kepercayaan dan stabilitas emosional dalam jangka panjang.

  1. Sering Membandingkan dengan Orang Lain

Ucapan seperti “Kamu nggak kayak mantanku” atau “Orang lain aja bisa, kenapa kamu nggak?” terlihat sepele, tapi dalam kacamata psikologi, ini termasuk emotional manipulation yang dapat menurunkan harga diri dan membuatmu merasa tidak cukup.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Kamu Sadar Pasanganmu Red Flag?

  1. Jangan menyalahkan diri sendiri.

Menurut Halodoc, banyak korban hubungan toxic merasa bersalah karena tidak menyadari tanda-tanda red flag sejak awal.

Padahal, menyalahkan diri sendiri hanya memperpanjang luka emosional dan menghambat pemulihan.

  1. Coba komunikasikan dengan jujur.

Dikutip dari Jurnal Psikologi Klinis Universitas Indonesia, komunikasi asertif adalah langkah awal dalam membangun relasi sehat.

Sampaikan apa yang kamu rasakan tanpa menyudutkan, karena pasangan yang sehat akan mendengarkan, bukan menyerang balik.

  1. Perhatikan bagaimana dia merespons.

Seseorang yang benar-benar bertanggung jawab akan menunjukkan perubahan perilaku, bukan hanya kata-kata.

Kata Maaf tanpa perubahan hanyalah bentuk manipulasi emosional.

  1. Tentukan batasan dan tegaskan dirimu.

Studi dari Journal of Social and Personal Relationships menegaskan bahwa menetapkan batas dalam hubungan adalah bentuk perlindungan diri yang sehat.

Batasan membantu kamu mengenali dan menghentikan siklus yang menyakitkan.

  1. Siapkan rencana jika ingin keluar

Penting untuk punya rencana keluar yang matang jika red flag berubah jadi toxic.

Termasuk kesiapan finansial, mental, dan dukungan emosional dari orang-orang terpercaya.

  1. Bangun support system.

Halodoc menyarankan korban hubungan toxic untuk membangun kembali lingkungan yang suportif.

Kehadiran teman, keluarga, atau tenaga profesional bisa memperkuat proses healing dan mencegah kamu kembali ke hubungan yang menyakitkan.

Red flag bukan cuma soal kekerasan atau pengkhianatan besar. Tanda-tanda kecil yang merusak kesehatan mental secara perlahan pun patut diwaspadai.(*/KN)

Editor: Zulvan R

Baca Juga