
KALIMANTAN NEWS – Banyak orang ingin rajin membaca, tapi kenyataannya waktu terasa semakin sempit.
Kesibukan kerja, urusan rumah, hingga aktivitas sosial membuat buku hanya menjadi pajangan manis di rak.
Namun, menurut Ustadz Muhammad Nuruddin membaca tetap bisa dilakukan meski waktu terbatas, asal tahu caranya.
Seorang cendikiawan, penulis dan pendakwah ini pun turun membagikan tips agar membaca buku tetap menjadi bagian dari hidup, walau Anda super sibuk.
Ustaz Nuruddin menekankan, membaca harus dipandang seperti makan dan minum, kebutuhan yang tidak boleh ditinggalkan.
Bedanya, makan mengisi jasmani, sementara buku mengisi rohani.
Imam Al-Ghazali bahkan menyebut pengetahuan sebagai bagian dari kebutuhan ruhani.
Langkahnya, tanyakan pada diri: apa yang saya cari dari membaca?
Jika butuh ketenangan, pilih buku motivasi atau bacaan spiritual.
Jika ingin wawasan baru, pilih topik yang relevan dengan tujuan Anda.
Di era digital, kita bisa dengan mudah mencari rekomendasi buku di internet, membaca ulasan pembaca lain, atau bahkan meminta ringkasan singkat dari sumber terpercaya.
Waktu yang terbatas membuat kita harus cerdas memilih bacaan.
Ustaz Nuruddin menganjurkan untuk memanfaatkan internet sebelum mulai membaca.
Cari ringkasan buku, lihat daftar isi, atau baca pengantarnya.
Ini membantu mendapatkan gambaran besar tanpa harus langsung melahap semua halaman.
Beberapa buku memang menaruh ide inti di bagian awal atau akhir, ada juga yang menyebarnya di tengah.
Dengan memahami peta isi buku, kita bisa langsung menuju bagian yang paling relevan dengan kebutuhan kita.
Bagi yang super sibuk, teknik skimming atau membaca cepat sangat berguna.
Fokuslah pada paragraf-paragraf inti di setiap bab.
Jika ada bagian yang berisi pengulangan atau informasi yang sudah Anda ketahui, lewati saja.
Untuk buku-buku ringan atau populer, cara ini sangat efektif.
Namun untuk buku yang memang memerlukan pendalaman, seperti teks klasik atau karya filsafat, tentu membutuhkan waktu lebih dan pembacaan menyeluruh.
Kesimpulannya, Membaca buku di tengah kesibukan bukan mustahil.
Kuncinya ada pada niat menjadikannya kebutuhan, memanfaatkan teknologi untuk menyeleksi bacaan, dan melatih teknik membaca cepat.
Seperti kata Ustaz Nuruddin, semua kembali pada kepentingan, kebutuhan, dan selera.
Tidak semua buku harus dibaca habis, tapi setiap buku yang tepat bisa memberi nilai yang besar bagi hidup kita.(*/KN)
Editor: Zulvan R