Paman Birin Hadirkan Gus Miftah Tausiyah Hibur Warga Banua di Mahligai Pancasila

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor ( sebelah kanan) Gus Miftah, saat kegiatan berlangsung

Banjarmasin, kalimantannews19.com

Ribuah jamaah berbagai penjuru di Kalimantan Selatan (Kalsel), antusias menghadiri acara Hikmah Ramadhan 1445 Hijriyah yang digagas Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor atau Paman Birin, dan digelar di gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Sabtu (16/3/2024) malam.

Pada malam Hikmah Ramadhan kali ini, gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini mengundang penceramah kondang yaitu, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah.

Seperti diketahui, Gus Miftah merupakan mubalig dan juga pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogjakarta. Gus Miftah sendiri merupakan keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo.

Turut hadir dalam acara itu, Alimmul Fadhil Al hafidz TGH M. Wildan Salman, Ketua DPRD Supian HK, Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Agus Setyawan, Pj Bupati Batola Mujiat, Pj Bupati Tala Syamsir Rahman, dan pimpinan Forkopimda lainnya.

Kemudian, para habaib dan ulama, tokoh agama, asisten dan staf ahli gubernur, kepala SKPD dan karyawan lingkup Pemprov Kalsel.

Acara diawali dengan shalat isya dan teraweh berjamaah kemudian tausiah oleh Guru Supian Al-Banjari sebagai pembuka.

Paman Birin pun menyampaikan terima kasih atas apresiasi masyarakat yang menghadiri kegiatan, meskipun dari lokasi yang cukup jauh seperti dari Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Banjarbaru dan Banjarmasin dan lainya.

“Terima kasih pian-pian (sebutan bagi orang yang dituakan), sudah hadir di sini, dan mohon maaf jika ada kekurangan penyambutan dari kami,” sebut Paman Birin.

Pada sesi inti, Gus Miftah menuturkan seputar hikmah puasa yang disampaikannya dengan gaya santai jelas dan diselingi jokes-jokes yang nampak mengundang tawa jemaah yang hadir.

Pesan yang disampaikan Gus Miftah yakni soal menyembunyikan tiga hal. Pertama menyembunyikan kemiskinan atau tidak dibuka ke orang lain demi mendapatkan belas kasih atau bantuan.

Kemudian, pentingnya menyembunyikan rasa marah.

“Menyembunyikan rasa marah ini tidak mudah. dan dikatakan, jihad yang paling berat itu adalah melawan marah,” sebutnya.

Berikutnya, Gus Miftah, juga mengingatkan agar tidak merasa menjadi orang yang sudah paling baik. Lantas memandang rendah orang lain.

Diakhir  tausiyah, Gus Miftah menyampaikan agar dapat menyembunyikan rasa sakit, sehingga orang mengira selalu mendapatkan nikmat Allah SWT.

“Dengan kata lain, bisa menahan diri dalam berbagai hal agar tidak melakukan dosa, termasuk menahan diri dari pamer harta,” (adpim/pk)

Baca Juga