
BANJARMASIN, KALIMANTAN NEWS – Di luar minyak dan gas (migas), karet dengan kualitas SIR “10” dan SIR “20” dan kayu lapis (plywood) masih jadi andalan ekspor perdagangan Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Sampai saat ini karet dan kayu lapis masih jadi andalan ekspor kita, selain migas,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Ahmad Bagiawan, kepada wartawan, di Banjarmasin, Jumat (1/8/2025).
Selain komoditas barang yang diatas, saat ini Kalsel mengembangkan energi terbarukan berupa “pelet” atau sejenis kayu bakar yang banyak digunakan oleh negara-negara yang beriklim dingin, seperti wilayah Eropa dan lainnya.
“2025 ini Kalsel sudah mulai melakukan pengembangan, dan menyiapkan ekspornya,” kata dia.
Menurut pria yang akrab disapa H Gia ini, potensi komoditi “pelet” yang berbahan baku dari limbah kayu pohon sengon ini sangat besar. Sebab banyak negara beriklim dingin, menggunakan bahan ini untuk pemanas tunggu di rumah-rumah mereka.
Adapun pabrik “pelet ini terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu, yang diproduksi oleh anak perusahaan PT Jhonlin Group.
Disinggung berapa potensi nilai ekspor? H Gia menyatakan, belum. Karena bulan September nanti baru dipomosikan ke wilayah China yang juga memiliki siklus musim dingin.
Disinggung peran dan program kerja dinas perdagangan pada tahun 2026, H Gia, menyatakan fungsi dinas-nya tetap selain fokus pada pengembangan ekspor, juga pengawasan pada barang kebutuhan pokok.
“Jadi, Tusi kita di disdag, tetap berupaya agar beras, dan kebutuhan pokok lainya lancar dan tersedia bagi masyarakat,” pungkasnya.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi meminta dinas perdagangan untuk lebih intensif dalam melakukan pengawasan di pasar, baik tradisional maupun ritel modern.(pik/KN)