Aura Farming: Penjelasan dan 6 Cara Membangun Positif Vibes Dari Kebiasaan Sehari-hari

Ilustrasi wanita dengan aura biru.

KALIMANTAN NEWS – Kata aura sendiri berasal dari bahasa Latin aura yang berarti “hembusan angin” atau “udara sepoi”.

Lama-lama, istilah ini bergeser makna dalam ranah spiritual dan psikologi jadi gambaran “energi” atau kesan yang terpancar dari seseorang.

Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar “auranya adem” atau “auranya bikin nyaman” untuk orang yang vibesnya positif.

Nah, aura farming bisa diartikan “bertani aura” atau membangun dan merawat kesan positif itu lewat kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari.

Meskipun istilahnya banyak sekali muncul di media sosial, ternyata konsepnya relefan dengan temuan di dunia psikologi dan kedokteran.

Intinya, perilaku sederhana, ekspresi wajah, dan cara kita membawa diri bisa menciptakan rasa tenteram bagi diri sendiri dan orang di sekitar.

Menurut Frontiers in Psychology (2023), memulai pagi dengan gerakan lembut seperti peregangan atau jalan santai selama 5–10 menit bisa menurunkan hormon stres kortisol dan bikin mood lebih stabil.

Sementara riset di Journal of Nonverbal Behavior (2021) menunjukkan, tatapan mata yang stabil tapi nggak berlebihan dapat meningkatkan rasa percaya dalam interaksi.

Beberapa langkah sederhana aura farming yang terbukti efektif membangun positif vibes:

  1. Mulai hari dengan gerakan ringan, tidak perlu olahraga berat, cukup peregangan atau jalan pagi supaya badan dan pikiran lebih rileks.

 

  1. Tatapan mata tenang Kontak mata 2–3 detik bikin lawan bicara merasa dihargai dan lebih percaya.

  1. Senyum tipis yang tulus,menurut Psychology of Well-Being (2022), senyum kecil tapi konsisten lebih efektif menimbulkan efek nyaman daripada tawa besar yang terkesan dipaksakan.

 

  1. Perlambat tempo bicara, menurut Jurnal of Communication (2020), bicara sedikit lebih lambat memberi kesan tenang dan membuat orang lebih fokus dengan pesan kita.

 

  1. Jeda sebelum merespons ,temuan dari Cognitive Processing (2019) menunjukkan jeda 1–2 detik membuat kita terlihat bijak dan mengurangi miskomunikasi.

 

  1. Ritual penutup hari, Entah itu baca buku, journaling, atau meditasi napas, Mindfulness (2021) menemukan kebiasaan ini bikin otak “tahu” kalau waktunya rileks.

Jadi, aura farming bukan cuma istilah kekinian, tapi juga strategi hidup yang punya dasar ilmiah.

Dengan membiasakan langkah-langkah kecil ini, kita bukan cuma membuat orang lain betah di dekat kita, tapi juga merawat ketenangan hati sendiri.(*/KN)

Editor: Zulvan R

Baca Juga