
Banjarbaru, kalimantannews19.com
Dalam rangka pengembangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2025-2045, Pemprov Kalsel melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar forum konsultasi publik di aula Bappeda Banjarbaru, Rabu (29/11/2023) kemarin.
Hadir dalam kegiatan, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK, turut merumuskan RPJMD Kalsel untuk 20 tahun mendatang.
Pada forum itu pula, politisi senior partai Golkar ini memaparkan arah kebijakan DPRD Kalsel terkait RPJPD, yangmana dia sebut sangat penting.
“Forum ini begitu penting untuk penyelarasan dengan pembangunan nasional,” kata Supian HK.
Dia menekankan, arah pembangunan Kalsel harus berjalan beriringan dengan arah pembangunan nasional yang dirancang untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.
“Yakni, negara nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan,” tandas Supian HK.
Disebutkan, Indonesia yang bercita-cita menjadi negara dengan pendapatan per kapita yang setara dengan negara maju. Yang artinya dapat keluar dari perangkap tingkat pendapatan menengah.
Maka lanjutnya, Kalsel perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan untuk turut serta mewujudkan cita-cita negeri ini, yaitu dengan pendekatan transformatif pada aspek ekonomi, sosial, dan tata kelola.
Visi Kalsel yakni, Kalsel Babussalaam 2045, Banua Berbudaya, Semua Sejahtera, Berkelanjutan, dan Maju, harus seirama dengan visi Indonesia Emas 2045.
Dalam menuju tahun emas 2045, Kalsel juga akan mendapat bonus demografi. Fase itu, di Kalsel diperkirakan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2030.
Saat itu, penduduk usia produktif Kalsel akan mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. Menyongsong bonus demografi tersebut, Supian HK mengatakan, baik akses pendidikan, kesehatan maupun ekonomi harus dibuka seluas-luasnya.
“Jika tidak, kita justru akan dihadapkan pada ancaman bencana demografi,” ingatnya.
Proyeksi potensi lain yang harus dimanfaatkan tambah Supian HK adalah, Kalsel sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN) harus mampu secara bertahap mentransformasi pondasi Kalsel ke sektor non pertambangan dan penggalian.
“Prioritas perlu diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” paparnya.
Meski demikian, dia mengingatkan ada proyeksi tantangan yang harus diantisifasi.
Tantangan yang akan muncul yaitu, meningkatnya produktivitas SDM, peningkatan produktivitas modal dan perubahan iklim, termasuk stabilitas keamanan yang semakin dinamis.(Berli)
Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!