Mitigasi Karhutla di Kalsel, Operasi Modifikasi Cuaca Akan Berlangsung 10 Hari

BANJARBARU, KALIMANTAN NEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) menjadi langkah strategis untuk mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan.

Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, menyatakan sinergi seluruh pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, sangat penting dalam menekan risiko karhutla yang setiap tahun mengancam.

“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan nyata pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup yang konsisten terhadap pengendalian karhutla. Operasi ini bukan hanya responsif, tetapi juga langkah strategis untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas,” ujarnya saat membuka pelaksanaan OMC di ruangan Swadarma, Lanud Syamsudin Noor, Kamis (14/8/2025).

Edison mengingatkan pengalaman karhutla 2015 yang memicu kabut asap lintas negara dan menuai protes dari negara tetangga.

“Kini kita belajar, pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan mengambil langkah nyata agar hal tersebut tidak terulang,” tegasnya.

Kondisi Lahan Gambut dan Tantangan Musim Kemarau

BMKG memantau tinggi muka air tanah (TMAT) lahan gambut di Kalsel per 13 Agustus 2025.

Hasilnya, 65% area berada pada kategori rawan, dengan TMAT 0–40 cm di bawah permukaan tanah.

“Kondisi ini menunjukkan sebagian besar lahan gambut mulai mengering. Jika dibiarkan, gambut yang kering mudah teroksidasi dan terbakar, sehingga menimbulkan kabut asap,” jelas Edison.

Lahan gambut di Kalsel tersebar di tujuh kabupaten: Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, dan Barito Kuala. Menurut Edison, menjaga kelembapan gambut menjadi prioritas untuk mencegah kebakaran.

Namun, tantangan masih besar. Sebagian wilayah Kalsel baru memasuki musim kemarau pada Agustus dasarian kedua, sementara tujuh zona musim di bagian timur belum sepenuhnya kering.

Puncak kemarau diprediksi terjadi akhir Agustus hingga September.

Prediksi Cuaca dan Pelaksanaan OMC

BMKG mencatat tidak ada hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi di Kalsel per 13 Agustus 2025. Meski demikian, Edison mengimbau agar semua pihak tetap waspada.

“Prediksi pertumbuhan awan 7 hari ke depan menunjukkan peluang terbentuknya awan hujan yang mendukung pelaksanaan OMC. Dengan keberhasilan penyemaian garam, kita harapkan dapat menurunkan hujan di wilayah prioritas,” tambahnya.

OMC akan berlangsung selama 10 hari, melibatkan BMKG, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalsel, serta TNI Angkatan Udara.

“Kami berharap pelaksanaan OMC ini berjalan lancar, aman, dan efektif dalam mengurangi titik panas serta menekan risiko kebakaran hutan dan lahan,” tutup Edison.(mc/zr/KN)

Baca Juga