
KALIMANTAN NEWS – Ketika ekonomi global diguncang inflasi dan ketidakpastian geopolitik, banyak orang mencari “safe haven” untuk melindungi kekayaan.
Selama ini, emas dikenal sebagai aset pelindung nilai sejak zaman dahulu.
Stabilitasnya sudah terbukti melewati berbagai krisis finansial. Namun, dalam satu dekade terakhir, Bitcoin muncul sebagai alternatif digital yang menantang dominasi logam mulia itu.
Bitcoin, yang disebut-sebut sebagai “emas digital,” memiliki keunggulan dalam hal kelangkaan (maksimal hanya 21 juta unit) dan kemudahan transfer lintas negara.
Tapi volatilitasnya jauh lebih tinggi dibanding emas.
Data dari berbagai platform menunjukkan, saat krisis seperti pandemi atau konflik geopolitik terjadi, harga Bitcoin memang sempat melonjak.
Namun, lonjakannya tidak selalu konsisten dan bisa tiba-tiba anjlok, berbeda dengan emas yang cenderung lebih stabil.
Menurut pakar ekonomi digital, BTC bisa menjadi pelindung nilai, tapi lebih cocok untuk investor yang siap menghadapi fluktuasi ekstrem.
“Kalau emas itu ‘defensif’, BTC lebih cocok untuk yang agresif dan paham risiko,” ujarnya.
Kesimpulannya, keduanya bisa jadi aset lindung nilai, asal digunakan sesuai dengan profil risiko masing-masing investor.(KN) Saluran Whatsapp
Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!