Kunjungi Desa Wisata Sanankerto di Malang, Pemprov Ingin Kembangkan Wisata Bambu di Banua

Desa Wisata Sanankerto di Malang. (Poto : adpim)

Malang, kalimantannews19.com

Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Fathimatuhzzahra, S.Hut, MP berserta jajarannya melakukan study tiru Pengembangan Wisata Bambu, di Desa Sanankerto Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat 26 April 2024.

Pada Kesempatan tersebut Kepala Dinas Kehutanan Fathimatuhzzahra disambut langsung oleh Kepala Desa Sanankerto dan menyampaikan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai potensi yang besar dalam Pengembangan Bambu.

“Di Kalsel terdapat Potensi kurang Lebih 2000 hektare lokasi yang dapat dikembangkan menjadi pengembangan bambu seperti di Tahura Sultan Adam dan KPH Hulu Sungai (loksado)”ujar Aya, sapaan akrab Kadishut Kalsel ini.

Menurut Aya, study tiru ini bertujuan untuk pengembangan bambu dalam bentuk suatu ekowisata yang dapat berdampak kepada masyarakat sekitar.

Sementara itu, Kepala Desa Sanankerto H. M. Subur menyampaikan bahwa, objek wisata yang dikenal dengan Ekowisata Boon Pring Andeman ini dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sanankerto dan dibantu oleh pemuda-pemudi desa yang tergabung dalam karang taruna Bakti Pertiwi Desa Sanankerto

Di objek Wisata tersebut juga terdapat arboretum bambu yang dapat dijadikan objek penelitian dan edukasi mengenai jenis-jenis bambu.

“Sebelumnya di Desa Kami cuma terdapaat 6 Jenis Bambu, dalam perkembanganya Desa Sanankerto terus menambah koleksinya Dari berbagai Wilayah di Indonesia hingga saat ini mencapai 115 Jenis Bambu” terang HM Subur.

Diakhir kunjungannya Kadishut Kalsel menyampaikan akan mengembangkan potensi bambu, salah satunya dengan menambah koleksi bambu pada arboretum yang berada di Tahura SA yang menjadi Salah satu destinasi Wisata dan studi tiru yang diharapkan dapat meningkatkan PAD Pemprov.

Keberadaan bambu sendiri dapat menambah pontensi-potensi sumber air kerana dapat menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat air dan tanah dan meningkatkan volume air. Tanaman bambu yang rapat dapat mengikat tanah pada daerah lereng, sehingga berfungsi mengurangi erosi, sedimentasi dan longsor.

Tanaman bambu juga mampu menyerap air hujan yang cukup besar melalui mekanisme intersepsi, sehingga kemungkinan terjadinya aliran langsung dan erosi di atas permukaan lahan dengan dominasi bambu menjadi kecil. (adpim/pk)

 

Baca Juga
Promo
Kami mendeteksi Adblocker di perangkatmu

Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami

Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!