
KALIMANTAN NEWS – Makanan yang kita makan sejak usia remaja terbukti memengaruhi risiko seseorang mengalami penyakit metabolik di masa tua.
Seperti diabetes tipe dua, hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, hingga sindrom metabolik.
Menurut jurnal Frontiers in Nutrition (2023), pola makan tinggi gula, rendah serat, dan kebiasaan melewatkan sarapan terbukti meningkatkan risiko resistensi insulin.
Efeknya mungkin tak langsung terasa, namun dampaknya akan muncul saat usia memasuki 40-an.
Table of Contents
Toggle“Dampaknya baru terasa saat usia 40-an ke atas. Mulai dari tubuh cepat lelah, kadar gula naik, hingga berat badan yang sulit dikendalikan,” tulis peneliti dalam Jurnal Kesmas terbitan Universitas Airlangga tahun 2024.
Pola makan yang tidak sehat, terutama sejak usia muda, disebut sebagai salah satu penyebab utama berkembangnya penyakit metabolik secara perlahan dan diam-diam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit tidak menular (PTM), termasuk penyakit metabolik, menyumbang sekitar 71 persen dari total kematian global setiap tahunnya, atau setara 41 juta orang.
Di antaranya, penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi.
Sebagian besar kasus tersebut berasal dari negara berpenghasilan menengah ke bawah, termasuk Indonesia.
WHO menyoroti gaya hidup modern dan kebiasaan makan tidak sehat sebagai faktor utamanya.