
KALIMANTAN NEWS– Dalam hubungan, red flag atau tanda bahaya seringkali dikaitkan dengan hal-hal besar seperti kekerasan fisik atau perselingkuhan.
Dalam dinamika hubungan pria dan wanita, istilah red flag merujuk pada tanda-tanda peringatan awal yang menunjukkan adanya perilaku atau sikap tidak sehat dari pasangan.
Red flag bisa berupa sikap posesif, manipulatif, tidak menghargai batasan pribadi, atau bahkan kecenderungan kasar secara emosional maupun fisik.
Fenomena ini semakin banyak dibicarakan seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya hubungan yang sehat dan saling menghargai.
Mengenali red flag sejak awal menjadi langkah penting untuk mencegah hubungan yang toksik dan menjaga kesejahteraan emosional masing-masing individu.
Menurut psikologi modern dan ulasan dari Halodoc, ada banyak tanda bahaya yang lebih halus tapi berdampak besar pada kesehatan mental jika dibiarkan terlalu lama.
Menurut International Journal of Psychology, pasangan yang terbiasa mengabaikan atau mengecilkan perasaan pasangannya cenderung membentuk pola invalidasi emosional.
Ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, hingga depresi dalam hubungan.
Sikap yang terlihat “diam tapi marah” atau menyindir tanpa menyampaikan secara langsung disebut sebagai bentuk komunikasi pasif-agresif.