Asal Punya Niat Serius, Siapapun Bisa Seperti Arbani Pengrajin Korsen Beromset Minimal Rp 5 Juta Perbulan

Arbani dan Kios Miliknya.

Banjarmasin, kalimantannews19.com

Asalkan punya niat dan kreatif, maka siapapun bisa menghasilkan uang.
Seperti yang dilakoni Arbani (40) seorang pengrajin lubang angin-angin atau korsen berbahan baku kayu ulin sisa dan tak terpakai.

Setiap hari dia melakoni pekerjaanya di kios miliknya di Jalan Piere Tendean atau yang lebih dikenal dan berdekatan dengan Siringi Menara Pandang, Kelurahan Gedang Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dari bahan baku sisa potongan papan inilah Arbani mengolahya menjadi bingkai lubang angin maupun kerajinan lainya, hingga bisa meraup rupiah rata-rata 5 sampai 7 juta setiap bulannya.

Dengan santai Arbani menceritakan, jika usaha mikro kecil kreatif yang dilakoni saat ini sebelumnya adalah milik orangtuanya yang sudah berjalan kurang lebih 30 tahun lamanya.

“Saya sendiri selepas tamat SMA sudah 10 tahun menjalankanya,” kata Arbani Jumat (8/9/2023).

Mengenai harga produknya bervariasi. Ada korsen/lubang angin-angin paling murah seharga Rp 2.500 hingga 3.000 perbiji denga model dan ukuran standar yang sudah diproduksinya.

Namun jika ada permintaan dengan model dan ukuran berbeda dari barang yang sudah dibuat olehnya maka harga juga sedikit berbeda tergantung ordernya.

Ditanya dari mana saja pembelinya? Arabani menyebut selain dari Banjarmasin, juga ada dari luar daerah, seperti Kuala Kapuas, Palangkaraya dan Sampit, Kalimantan Tengah.

“Biasanya yang pesan toko bangunan, perumahan dengan jumlah banyak,” sebutnya.

Saat ditanya apakah pernah mendapat pelatihan dari dinas di pemerintah kota Banjarmasin? Arbani mengaku selama ini, belum pernah memperoleh pelatihan atau pembinaan dari dinas terkait di kota Banjarmasin.

Padahal jika ada, selaku usaha mikro kecil dirinya sangat berharap untuk dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan sisi kualitas maupun motif produknya.(zul)

Baca Juga
Promo
Kami mendeteksi Adblocker di perangkatmu

Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami

Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!