Kisah Driver Ambulans: Sirene Panjang Bikin Hati Rifki Remuk Seketika

Ilustrasi perjalanan ambulans.

Namun tak semua berjalan lancar. Saat melintasi simpang empat Sekumpul, kendaraan mereka tersendat kemacetan. Di tengah kepanikan, masalah baru muncul.

“Akses di lampu merah Sekumpul macet, karena kebetulan ada acara di malam Senin. Ternyata setelah melintas simpang empat Sekumpul kami kehabisan oksigen dan pasien dinyatakan hilang (meninggal dunia),” ujar Rifki mengenang.

“Kami menyetel oksigen di angka dua liter, karena kami belum sempat mengisi, karena menurut kami dan kawan-kawan itu masih cukup,” bebernya.

Tangannya masih menggenggam setir, tapi pikirannya kosong.

Sirene darurat berganti menjadi sirene panjang. Hati Rifki remuk di sisa perjalanan menuju RSUD Ratu Zalecha.

“Satu sisi pihak keluarga berharap lebih ke saya, tapi saya merasa belum mampu memberikan yang terbaik, kenangannya pahit bagi saya,” ucapnya lirih.

Rifki sudah mengabdi sejak masa SMK. Banyak kisah sudah ia temui selama bertugas, namun malam itulah yang paling membekas.

Sejak kejadian tersebut, ia memilih vakum dari tugas driver ambulans hingga akhir 2023.

“Sulit melupakan kejadian itu,” katanya jujur.

Ia mengenang, saat itu pasien butuh pertolongan merupakan penderita penyakit jantung yang juga rutin menjalani cuci darah.

Halaman: 1 2 3
Baca Juga
Promo
Kami mendeteksi Adblocker di perangkatmu

Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami

Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!