
Namun, banyak investor pemula yang terjebak dalam kesalahan umum yang dapat merugikan. Berikut adalah tujuh kesalahan yang perlu dihindari:
Banyak investor terburu-buru membeli emas tanpa memahami jenis-jenis investasi emas, seperti emas fisik, ETF, atau saham pertambangan. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan keputusan investasi yang tidak sesuai dengan tujuan keuangan.
Investasi emas tidak hanya tentang harga beli. Ada biaya tambahan seperti premi di atas harga spot, biaya penyimpanan, dan biaya transaksi yang dapat mengurangi keuntungan.
Meskipun emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, mengandalkan sepenuhnya pada emas tanpa diversifikasi portofolio dapat meningkatkan risiko.
Tidak semua bentuk investasi emas cocok untuk semua investor. Misalnya, emas fisik memerlukan penyimpanan yang aman, sementara ETF emas lebih likuid tetapi memiliki risiko pasar.
Mengalokasikan terlalu banyak dana ke dalam emas dapat mengurangi fleksibilitas keuangan. Para ahli menyarankan untuk membatasi investasi emas antara 5% hingga 10% dari total portofolio.
Emas fisik mungkin tidak mudah dijual dengan cepat tanpa kehilangan nilai. Kurangnya pemahaman tentang likuiditas dapat menyebabkan kesulitan saat membutuhkan dana darurat.
Membeli emas tanpa memastikan keaslian dan sertifikasi dapat berisiko tinggi. Selalu pastikan emas yang dibeli memiliki sertifikat resmi dan berasal dari sumber terpercaya.
Kesimpulan
Emas dapat menjadi strategi yang efektif untuk melindungi kekayaan, asalkan dilakukan dengan pengetahuan yang memadai dan kehati-hatian. Menghindari kesalahan-kesalahan di atas akan membantu investor mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih aman dan efisien.(*/KN)
Editor: Ipik G
Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!