
Bali, kalimantannews19.com
Bebagai daerah penghasil buah salak dengan metode agroforesti menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia.
Komisi II yang membidangi ekonomi dan keuangan ini berkunjung ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Provinsi Bali yang disambut langsung Kepala Dinas PKP I Wayan Sunada.
Sebagai informasi, agroforestri adalah metode pertanian yang mengintegrasikan tanaman pangan, kehutanan dan hewan ternak di lahan yang sama.
Sistem ini memungkinkan interaksi yang saling menguntungkan antara komponen pertanian dan lingkungan.
Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi pimpinan rombongan mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk mempertajam keinginan masyarakat, khususnya transmigran asal Bali yang ada di Kalsel untuk membudidayakan buah tersebut.
“Di Kalsel sendiri sepertu Tanah Bumbu ada komunitas transmigran masyarakat Bali yang menginginkan untuk membudidayakan buah salak ini untuk bisa dibudidayakan di Kalsel, untuk itulah kita datang kesini agar mempertajam dan menggali lebih lanjut bagaimana cara budidaya yang,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, H. Imam Subarkah sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas PKP Kalsel mengapresiasi dan akan mendukung penuh program yang diinisiasi oleh Komisi II DPRD Kalsel ini.
“Komisi II menginisiasi sangat bagus dan jeli sekali, apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Kalsel harus kita dukung. Kami selaku dinas yang punya tugas dan fungsi sebagai pembina nantinya akan berkoordinasi dengan Dinas PKP Bali terkait bibit salak, semoga Kalsel punya bibit salak yang tidak kalah dari segi kualitasnya dengan salak Bali,” tutup Imam.(zr/KN)
Budidaya Salak Budidaya Salak
Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!