
Dalam aksi damai tersebut mereka bersatu menuntut keadilan atas kematian tragis yang dialami rekan jurnalis mereka pada 22 Maret lalu yang diduga sengaja dilakukan oknum TNI AL berinisial J.
Selain seorang jurnalis muda, Juwita juga merupakan mahasiswi semeter akhir di Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB).
Selain menggemparkan dunia pers, kasus ini juga menjadi atensi bagi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uniska yang menyoroti tindakan pelaku atas penghilangan nyawa sehingga patut dikawal untuk mendapatkan keadilan.
“Sekali lagi saya tegaskan, Juwita dihabisi aparat dengan berencana,” seru Muhammad Anzari, Presiden BEM Uniska yang saat itu berkesempatan melakukan orasi.
Di mata rekan-rekan BEM, selain sebagai jurnalis, Juwita merupakan salah atu kader terbaik mahasiswa Uniska yang berlatar belakang sebagai jurnalis.
“Posisinya sama seperti kita, kami (BEM) tetap mengusahakan Juwita mendapat gelar kehormatan atau gelar sarjana Ilmu Komunikasinya,” tambah Eks Wapresma Uniska tahun lalu ini.
Menurut Anzari ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan kawan-kawan kepada Juwita yang sedang menuntaskan tugas akhir di bangku perkuliahan.
Kematian Juwita menurut Anzari menambah rentetan negatif oknum aparat, sehingga ia berharap agar segera melakukan pembenahan.
“Segera lakukan evaluasi. Untuk kasus Juwita ini kita harap transparan, proses hukum sesuai prosedural dan berkeadilan,” jelasnya.
Iklan Membantu kami untuk meningkatkan kualitas jurnalisme. matikan adsblock untuk mendukung kami
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Paham!